KEUTAMAAN SHALAT DHUHA

Posted by Unknown on Friday, August 23, 2013

Keutamaan Shalat Dhuha

Banyak yg belum memahami keutamaan shalat yg satu ini. Ternyata shalat Dhuha bisa senilai dengan sedekah dengan seluruh persendian. Shalat tersebut juga akan memudahkan urusan kita hingga akhir siang. Ditambah lagi shalat tersebut bisa menyamai pahala haji & umrah yg sempurna. Juga shalat Dhuha termasuk shalat orang-orang yg kembali taat.
Di antara keutamaan shalat Dhuha adlh:
Pertama : Mengganti sedekah dengan seluruh persendian
Dari Abu Dzar, Nabi  shallallahu ‘alihi wa sallam  bersabda,
يُصْبِحُ عَلَى كُلِّ سُلاَمَى مِنْ أَحَدِكُمْ صَدَقَةٌ فَكُلُّ تَسْبِيحَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَحْمِيدَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَهْلِيلَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَكْبِيرَةٍ صَدَقَةٌ وَأَمْرٌ بِالْمَعْرُوفِ صَدَقَةٌ وَنَهْىٌ عَنِ الْمُنْكَرِ صَدَقَةٌ وَيُجْزِئُ مِنْ ذَلِكَ رَكْعَتَانِ يَرْكَعُهُمَا مِنَ الضُّحَى
“ Pada pagi hari diharuskan bagi seluruh persendian di antara kalian utk bersedekah. Setiap bacaan tasbih (subhanallah) bisa sebagai sedekah, setiap bacaan tahmid (alhamdulillah) bisa sebagai sedekah, setiap bacaan tahlil (laa ilaha illallah) bisa sebagai sedekah, & setiap bacaan takbir (Allahu akbar) juga bisa sebagai sedekah. Begitu pula amar ma’ruf (mengajak kepada ketaatan) & nahi mungkar (melarang dari kemungkaran) adlh sedekah. Ini semua bisa dicukupi (diganti) dengan melaksanakan shalat Dhuha sebanyak 2 raka’at ” (HR. Muslim no.  720).
Padahal persendian yg ada pada seluruh tubuh kita sebagaimana dikatakan dalam hadits & dibuktikan dalam dunia kesehatan adlh 360 persendian. ‘Aisyah pernah menyebutkan sabda Nabi  shallallahu ‘alaihi wa sallam ,
إِنَّهُ خُلِقَ كُلُّ إِنْسَانٍ مِنْ بَنِى آدَمَ عَلَى سِتِّينَ وَثَلاَثِمَائَةِ مَفْصِلٍ
“ Sesungguhnya setiap manusia keturunan Adam diciptakan dalam keadaan memiliki 360 persendian ” (HR. Muslim no. 1007).
Hadits ini menjadi bukti selalu benarnya sabda Nabi  shallallahu ‘alaihi wa sallam . Namun sedekah dengan 360 persendian ini dapat digantikan dengan shalat Dhuha sebagaimana disebutkan pula dalam hadits dari Buraidah, beliau mengatakan bahwa beliau pernah mendengar Rasulullah  shallallahu ‘alaihi wa sallam  bersabda,
أَبِى بُرَيْدَةَ يَقُولُ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَقُولُ « فِى الإِنْسَانِ سِتُّونَ وَثَلاَثُمِائَةِ مَفْصِلٍ فَعَلَيْهِ أَنْ يَتَصَدَّقَ عَنْ كُلِّ مَفْصِلٍ مِنْهَا صَدَقَةً ». قَالُوا فَمَنِ الَّذِى يُطِيقُ ذَلِكَ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ « النُّخَاعَةُ فِى الْمَسْجِدِ تَدْفِنُهَا أَوِ الشَّىْءُ تُنَحِّيهِ عَنِ الطَّرِيقِ فَإِنْ لَمْ تَقْدِرْ فَرَكْعَتَا الضُّحَى تُجْزِئُ عَنْكَ
“ Manusia memiliki 360 persendian. Setiap persendian itu memiliki kewajiban utk bersedekah.” Para sahabat pun mengatakan, “Lalu siapa yg mampu bersedekah dengan seluruh persendiannya, wahai Rasulullah?” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lantas mengatakan, “Menanam bekas ludah di masjid atau menyingkirkan gangguan dari jalanan. Jika engkau tidak mampu melakukan seperti itu, maka cukup lakukan shalat Dhuha dua raka’at .” (HR. Ahmad, 5: 354. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa hadits ini  shahih ligoirohi )
Imam Nawawi  rahimahullah  mengatakan,  “Hadits dari Abu Dzar adlh dalil yg menunjukkan keutamaan yg sangat besar dari shalat Dhuha & menunjukkannya kedudukannya yg mulia. & shalat Dhuha bisa cukup dengan dua raka’at” (Syarh Muslim, 5: 234).
Muhammad bin ‘Ali Asy Syaukani  rahimahullah  mengatakan,  “Hadits Abu Dzar & hadits Buraidah menunjukkan keutamaan yg luar biasa & kedudukan yg mulia dari Shalat Dhuha. Hal ini pula yg menunjukkan semakin disyari’atkannya shalat tersebut. Dua raka’at shalat Dhuha sudah mencukupi sedekah dengan 360 persendian. Jika memang demikian, sudah sepantasnya shalat ini dapat dikerjakan rutin & terus menerus” (Nailul Author, 3: 77).
Kedua : Akan dicukupi urusan di akhir siang
Dari Nu’aim bin Hammar Al Ghothofaniy, beliau mendengar Rasulullah  shallallahu ‘alaihi wa sallam  bersabda,
قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ يَا ابْنَ آدَمَ لاَ تَعْجِزْ عَنْ أَرْبَعِ رَكَعَاتٍ مِنْ أَوَّلِ النَّهَارِ أَكْفِكَ آخِرَهُ
“ Allah Ta’ala berfirman: Wahai anak Adam, janganlah engkau tinggalkan empat raka’at shalat di awal siang (di waktu Dhuha). Maka itu akan mencukupimu di akhir siang .” (HR. Ahmad (5/286), Abu Daud no. 1289, At Tirmidzi no. 475, Ad Darimi no. 1451 . Syaikh Al Albani & Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa hadits ini  shahih )
Penulis ‘Aunul Ma’bud –Al ‘Azhim Abadi- menyebutkan, “Hadits ini bisa mengandung pengertian bahwa shalat Dhuha akan menyelematkan pelakunya dari berbagai hal yg membahayakan. Bisa juga dimaksudkan bahwa shalat Dhuha dapat menjaga dirinya dari terjerumus dalam dosa atau ia pun akan dimaafkan jika terjerumus di dalamnya. Atau maknanya bisa lebih luas dari itu.” (‘Aunul Ma’bud, 4: 118)
At Thibiy berkata, “Yaitu  engkau akan diberi kecukupan dalam kesibukan & urusanmu, serta akan dihilangkan dari hal-hal yg tidak disukai setelah engkau shalat hingga akhir siang. yg dimaksud, selesaikanlah urusanmu dengan beribadah pada Allah di awal siang (di waktu Dhuha), maka Allah akan mudahkan urusanmu di akhir siang.” (Tuhfatul Ahwadzi, 2: 478).
Ketiga : Mendapat pahala haji & umrah yg sempurna
Dari Anas bin Malik, Rasulullah  shallallahu ‘alaihi wa sallam  bersabda,
« مَنْ صَلَّى الْغَدَاةَ فِى جَمَاعَةٍ ثُمَّ قَعَدَ يَذْكُرُ اللَّهَ حَتَّى تَطْلُعَ الشَّمْسُ ثُمَّ صَلَّى رَكْعَتَيْنِ كَانَتْ لَهُ كَأَجْرِ حَجَّةٍ وَعُمْرَةٍ ». قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « تَامَّةٍ تَامَّةٍ تَامَّةٍ
“ Barangsiapa yg melaksanakan shalat shubuh secara berjama’ah lalu ia duduk sambil berdzikir pada Allah hingga matahari terbit, kemudian ia melaksanakan shalat dua raka’at, maka ia seperti memperoleh pahala haji & umroh.” Beliau pun bersabda, “Pahala yg sempurna, sempurna & sempurna .” (HR. Tirmidzi no. 586. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini  hasan )
Al Mubaarakfuri  rahimahullah  dalam  Tuhfatul Ahwadzi bi Syarh Jaami’ At Tirmidzi  (3: 158) menjelaskan, “yg dimaksud ‘kemudian ia melaksanakan shalat dua raka’at’ yaitu setelah matahari terbit. Ath Thibiy berkata, “Yaitu kemudian ia melaksanakan shalat setelah matahari meninggi setinggi tombak, sehingga keluarlah waktu terlarang utk shalat. Shalat ini disebut pula  shalat Isyroq . Shalat tersebut adlh waktu shalat di awal waktu.”
Keempat : Termasuk shalat  awwabin  (orang yg kembali taat)
Dari Abu Hurairah  radhiyallahu ‘anhu , ia berkata bahwa Rasulullah  shallallahu ‘alaihi wa sallam  bersabda,
لا يحافظ على صلاة الضحى إلا أواب، وهي صلاة الأوابين
“ Tidaklah menjaga shalat sunnah Dhuha melainkan awwab (orang yg kembali taat). Inilah shalat awwabin .” (HR. Ibnu Khuzaimah, dihasankan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahih At Targhib wa At Tarhib 1: 164). Imam Nawawi  rahimahullah berkata, “Awwab adlh muthii’ (orang yg taat). Ada pula ulama yg mengatakan bahwa maknanya adlh orang yg kembali taat” (Syarh Shahih Muslim, 6: 30).
Semoga Allah memberikan kita hidayah & taufik utk merutinkan shalat yg mulia ini.  Wallahu waliyyut taufiq.

{ 0 comments... read them below or add one }

Post a Comment